Rabu, 27 Januari 2010

Sang Pencari Tuhan

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui seluruh rahasia tersembunyi dan dimana hati mukminin bergetar tatkala mendengar asma-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah pada penghulu sekalian Rasul, penyempurna risalah Ilahi beserta keluarganya
Dalam kesempatan ini, saya akan sampaikan perjalanan pengalaman keruhanian. Sebelum saya bertemu dengan Wa Idris, demikian sesepuh itu biasa dipanggil, saya “ngobong” di sebuah pesantren di kota saya. Sebuah pesantren yang menekankan nilai-nilai ajaran tasawuf Imam Al Ghazaly. Kami dikondisikan dengan suasana nizham tasawuf yang cukup ketat.
Namun anehnya, semakin dalam saya menekuni dunia tasawuf akhlakiah ini (bukan tarikah seperti Naqshabandiyah, atau yang lain) justru saya mengalami rasa jenuh yang luar biasa. Saya merasakan kelelahan yang sangat hebat. Dalam beribadah dan bersyariat pun terasa banyak yang masih terlewatkan. Belum lagi tuntutan kualitas dalam melakukannya.
Saya merasa tidak mungkin melaksanakan ajaran Islam secara total yakni melaksanakan ayat per ayat yang jumlahnya 6666 itu, ditambah lagi dengan hadist yang jumlahnya mencapai ratusan ribu. Saya pernah berpikir betapa ajaran Islam ini susah sekali untuk diamalkan, padahal kita terlanjur tahu tentang segala kewajiban harus dilakukan. Baik yang berupa larangan maupun perintah. Dan di dalam Al Qur'an sendiri, surat Al Baqarah ayat 208 menyatakan :
"Wahai orang yang beriman masuklah kalian dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu" (QS 2:208).
Tiba-tiba saya menjadi sangat ngeri membaca peringatan ayat ini. Sebab kata "kaffah" dalam ayat tersebut berarti keseluruhan ajaran Islam, dimana dalam pemahaman saya, kita harus melaksanakan ajaran Islam ini dengan total tanpa pilih-pilih lagi.
Namun, terasa sekali betapa berat dalam merealisasikan tuntutan Al Qur'an tersebut, padahal saya sudah berupaya dengan sungguh-sungguh. Mulai dari menjauhi dari perbuatan maksiat, serta shalat-shalat sunnah dengan diiringi puasa sunnah dan mendawamkan wudhu, sampai-sampai ditengah banyak orang tidur lelap, saya tidak ketinggalan tahajjud.
Keadaan ini saya lakukan selama bertahun-tahun, namun begitu melihat bahwa ajaran Islam tidak hanya itu, saya pun mengalami kebingungan. Karena terasa bahwa saya masih jauh dari kata "kaffah". Terus apanya yang salah?
Mulailah saya bertanya dalam diri, apakah ada yang salah dalam ibadah saya? Saya berpikir bahwa hanya diri saya yang mengalami kegelisahan tersebut, namun ternyata banyak keluhan serupa terlontar dari ikhwan-ikhwan yang juga ketat dalam menjaga syariat.
Kalaulah saya tidak takut dosa mungkin saya akan mencari jalan lain untuk mendapatkan kedamaian dan ketentraman. Saya juga mengintip apa yang dilakukan orang lain dalam mencari kedamaian dan ketentraman.
Dari sekian banyak yang saya temui melihat perilaku orang lain dalam mencari solusi, tidak salah lagi, kebatinan dan dunia klenik, mistis, perdukunan jadi pelabuhan jiwanya.
Sementara sebagian lagi terjebak oleh retorika ilmiah yang disajikan dengan tidak ada hubungannya dengan agama sama sekali, apalagi dengan dunia mantra-mantra.
Dalam hal ini saya tidak akan membahas mengenai bagaimana dan tidak akan membuka perdebatan masalah apa yang dilakukan orang lain.
Dari pergolakan jiwa saya yang menggelegak itulah saya bertemu dengan Wa Idris.
Lewat butiran mutiara nesehatnya itulah, saya mengambil kesimpulan bahwa tidak akan pernah ada dan mampu manusia di kolong semesta ini untuk berIslam dengan "kaffah", kecuali mendapatkan karunia dan bimbingan Allah secara langsung.
Di dalam perenungan saya, saya sangat heran, betapa tidak, sedikitpun saya tidak pernah merencanakan benci atau marah terhadap seseorang yang menyinggung hati.
Tapi kenapa benci dan marah itu datang tanpa bisa saya cegah. Namun sebaliknya kenapa untuk berbuat baik dan ikhlas harus memerlukan tenaga dan upaya yang sangat luar biasa.
Kenapa kebaikan tidak menjadi terasa ringan dan mudah sehingga tak terasa beban dalam fikiran maupun perasaan. Rasa marah berganti senyum, rasa benci menjadi kasih sayang, dari tidak khusyu' menjadi khusyu' dan seterusnya. Dan seharusnyalah sifat-sifat baik ini mengalir seperti ilham yang menuntun perilaku kita.
Suatu malam, saya keluhkan hal ini kepada Allah tentang keletihan hati dan ketidak mampuan untuk berbuat lebih banyak menjalankan syariat Islam. Saya pasrah dan mohon bimbingan agar ditunjukkan ke jalan yang diridhoi .

Selama ini kita dipaksa untuk percaya terhadap suatu keyakinan tanpa pernah memahami mengapa kita harus meyakininya. Keadaan inilah yang menyebabkan keyakinan seseorang akan mudah lepas dan selalu dalam keraguan.
Misalnya begini, si A memberitahu si B bahwa gula itu rasanya manis. Berita dari si A ini adalah bentuk informasi yang memaksa si B untuk percaya (wajibul yakin). Kemudian dilanjutkan untuk melakukan memakan gula tersebut dan apa yang dikatakan oleh si A ternyata benar bahwa gula yang baru saja dimakan rasanya benar-benar manis.
Pada tingkat ini pengetahuan si B bertambah dari wajibul yakin menjadi ainul yakin (merasakan sendiri) kemudian menjadi haqqul yakin, karena ia betul-betul mengalami secara langsung bukan sekedar katanya si A. Namun bahkan si B sudah sekaligus mengisbathkan (keyakinan yang tidak bisa diubahkan) kebenaran informasi tersebut.
Sampai di sini, keyakinan si A dan si B tidak akan mampu lagi diubah oleh orang lain, walaupun dipenggal leher sekalipun.
Nah…keyakinan seperti inilah yang kita harapkan dalam beribadah kepada Allah serta mempercayai ayat-ayat sampai kepada keadaan yang sebenarnya (hakikinya).
Banyak orang terjebak dalam menilai sesuatu. Kita digiring kepada persoalan yang sempit. Kerohanian tidak banyak dikenal orang Islam lantaran takut sesat seperti Syekh Mansyur Al Hallaj atau Syekh Siti Jennar yang terkenal dengan ajaran wihdatul wujud atau manunggaling kawula gusti. Dua orang yang dianggap sesat, menghalangi kita untuk belajar lebih dalam ilmu hakikat. Padahal berapa ribu ulama yang tidak sesat dalam belajar menghayati ruhiyah Islamiyah seperti Hujjatul Islam Imam Al Ghazaly, Imam Annafiri, Imam Syafi'i, Imam Hambali, Imam Hanafi, para sahabat rasul, serta Sunan bonang, Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Kali Jaga yang merupakan guru Syekh Siti Jennar, dan seterusnya yang hidup dengan ruhiyah Islamiyah.
Tapi mengapa kita hanya mempersoalkan kesesatan dua tokoh tersebut. Kenapa kita tidak melihat ulama yang tidak sesat seperti yang disebutkan tadi. Ada sentimen apa sehingga begitu gencarnya mengekspos sesat dan bid'ah terhadap yang sungguh-sungguh dalam bermujahadah kepada Allah yang Maha Ghaib….dan mengatakan belajar ilmu hakikat ini divonis haram.
Dan yang perlu kita catat, kesesatan itu tidak hanya pada ilmu kerohanian saja. ilmu fiqih, ilmu ekonomi, ilmu akuntansi dan ilmu komputer, atau ilmu apa saja dapat dibawa menuju kesesatan. Kenapa anda tidak pernah takut untuk belajar ilmu akuntansi, padahal dengan ilmu ini orang bisa menggunakannya untuk korupsi (maling) juga ilmu yang lainnya. Semoga kita tidak terpengaruh oleh pendapat sempit yang ia tidak pernah memasuki atau menghayati kedalaman Islam secara menghujam hingga ke lubuk hati.
Akibatnya Islam yang kita lakukan sekarang menjadi setengah hati, tidak sampai menghunjam ke dalam akar iman yang sebenarnya. Kita tidak pernah lagi mendengar suara hati kita terharu ketika berhadapan dengan kata Allah. Apakah hati kita berguncang keras tatkala asma Allah disebutkan berkali-kali?
Ketakutan kita terhadap pemahaman tasawuf, yang menurut prasangka kita akan menyesatkan seperti yang terjadi pada Syekh Mansyur Al Hallaj atau Syekh Siti Jennar, telah membuat asma Allah tidak lagi mampu menyejukkan dan menggetarkan jiwa. Padahal keadaan itu merupakan tanda-tanda keimanan seseorang.

| Free Bussines? |

3 komentar:

  1. sumedangna palih mana kang????

    BalasHapus
  2. MGM Resorts to open new casino-resort in Las Vegas - KTM
    MGM Resorts International announced today the 세종특별자치 출장안마 completion of its $3.4 김해 출장안마 billion, $3.4 billion expansion of 안산 출장샵 its 천안 출장샵 MGM 거제 출장안마 Resorts International Casino

    BalasHapus